KATA PENGANTAR
Puja
dan puji kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
beliaulah kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “ Kurikulum
Berbasis Tujuan 1975-1984”.
Terselesaikannya
makalah ini tidak terlepas dari bantuan semua pihak yang terlibat di
dalamnya. Kami mengucapkan rasa terimakasih kepada semua pihak yang terlibat di
dalam proses pembuatan makalah ini baik yang terlibat langsung maupun tidak.
Kami
sebagai manusia menyadari bahwa dalam penyampaian dan penyajian materi dalam
makalah ini tidak terlepas dari kesalahan. Kami pun menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, oleh karenanya kami sangat mengharapkan adanya
kritik dan saran yang membangun agar kami dapat lebih menyempurnakan lagi
makalah kami ini.
Akhir
kata kami berharap agar makalah ini dapat berguna bagi para pembaca sekalian
terutama bagi para pendidik maupun calon pendidik yang sedang
menjalani pendidikan guna mempersiapkan diri dalam dunia pendidikan terutama
dunia mendidik pelajar.
Singaraja, September 2014
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................
i
DAFTAR ISI..................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
1
1.1 Latar Belakang Masalah...............................................................
1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................
2
1.3 Tujuan...........................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................
3
2.1 Pengerian kurikulum.....................................................................
3
2.2 Perkembangan Kurikulum
Berbasis Tujuan (1975-1984)............ 5
2.3 Struktur Kurikulum
berbasis tujuan..............................................
8
2.4 Metode kurikulum berbasis
tujuan...............................................
9
BAB III PENUTUP.......................................................................................
11
3.1 Kesimpulan..................................................................................
11
3.2 Saran............................................................................................
11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Dewasa ini, pentingnya peran dan
fungsi kurikulum memang sudah sangat disadari dalam sistem pendidikan nasional.
Ini dikarenakan kurikulum merupakan alat yang krusial dalam merealisasikan
program pendidikan, baik formal maupun non formal , sehingga gambaran sistem
pendidikan dapat terlihat jelas dalam kurikulum tersebut. Kurikulum merupakan
salah satu bagian penting terjadinya suatu proses pendidikan. Karena suatu
pendidikan tanpa adanya kurikulum akan kelihatan amburadul dan tidak teratur.
Hal ini akan menimbulkan perubahan dalam perkembangan kurikulum, khususnya di
Indonesia.
Kurikulum merupakan salah satu alat
untuk mencapai tujuan pendidikan, dan sekaligus digunakan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar pada berbagai jenis dan tingkat sekolah.
Kurikulum menjadi dasar dan cermin falsafah pandangan hidup suatu bangsa, akan
diarahkan kemana dan bagaimana bentuk kehidupan bangsa ini di masa depan, semua
itu ditentukan dan digambarkan dalam suatu kurikulum pendidikan. Kurikulum haruslah
dinamis dan terus berkembang untuk menyesuaikan berbagai perkembangan yang
terjadi pada masyarakat dunia dan haruslah menetapkan hasilnya sesuai dengan
yang diharapkan.
Sejak isu reformasi pendidikan
digulirkan, maka banyak bermunculan gagasan-gagasan pembaharuan pendidikan.
Reformasi sebagai sebuah gerakan yang memiliki perspektif sejarah politik
monumental, karena era reformasi menjadi era pemerintahan substitusi
pemerintahan orde baru. Tentunya gagasan reformasi pendidikan ini memiliki
momentum yang amat mendasar dan berbeda dengan gagasan yang sama pada era
sebelumnya. Arah reformasi dalam mewujudkan pengembangan pendidikan terkait
dengan kebijakan kurikulum adalah ikut diperbaharuinya kurikulum yang ada.
1.2.
Rumusan
Masalah
1.2.1 Apa
pengertian kurikulum secara umum ?
1.2.2 Bagaimana
sejarah perkembangan kurikulum berbasis tujuan?
1.2.3 Bagaimana
struktur kurikulum Berbasis tujuan ?
1.2.4 Bagaimana
metode kurikulum berbasis tujuan ?
1.3
Tujuan
1.3.1.
Untuk mengetahui
pengertian kurikulum secara umum.
1.3.2.
Untuk mengetahui
perkembangan kurikulum berbasis tujuan.
1.3.3.
Untuk mengetahui struktur
dari kurikulum berbasis tujuan.
1.3.4. Untuk
mengetahui metode kurikulum berbasis tujuan.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Kurikulum
Secara
etimologi, kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang
artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”. Itu berarti istilah
kurikulum berasal dari dunia olah raga pada zaman Yunani Kuno di Yunani, yang
mengandung pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis
start sampai finish, kemudian di gunakan oleh dunia pendidikan.
Secara
terminologi, istilah kurikulum digunakan dalam dunia pendidikan, yaitu sejumlah
pengetahuan atau kemampuan yang harus ditempuh atau diselesaikan siswa guna
mencapai tingkatan tertentu secara formal dan dapat dipertanggung jawabkan.
Para ahli mengartikan kurikulum itu yaitu:
1. Menurut
Nasution, “Kurikulum adalah suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses
belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga
pendidikan beserta staf pengajarnya.”
2. Menurut Grayson (1978), kurikulum adalah suatu
perencanaan untuk mendapatkan keluaran (out- comes) yang diharapkan dari suatu
pembelajaran.
3. Menurut
Harsono (2005), kurikulum merupakan gagasan pendidikan yang diekpresikan dalam
praktik. Dalam bahasa latin, kurikulum berarti track atau jalur pacu. Saat ini
definisi kurikulum semakin berkembang, sehingga yang dimaksud kurikulum tidak
hanya gagasan pendidikan tetapi juga termasuk seluruh program pembelajaran yang
terencana dari suatu institusi pendidikan.
4. John
Dewey 1902;5 kurikulum dapat diartikan sebagai pengajian di sekolah dengan
mengambil kira kandungan dari masa lampau hingga masa kini. Pembentukan
kurikulum menekankan kepetingn dan keperluan masyarakat.
5. Frank
Bobbit 1918, Kurikulum dapat diartikan keseluruhan pengalaman, yang tak terarah
dan terarah, terumpu kepada perkembangan kebolehan individu atau satu siri
latihan pengalaman langsung secara sedar digunakan oleh sekolah untuk melengkap
dan menyempurnakan pendedahannya. Konsep beliau menekankan kepada pemupukan
perkembangan individu melalui segala pengalaman termasuk pengalaman yang
dirancangkan oleh sekolah.
6. Menurut
Hasan Kurikulum bersifat fleksibilitas mengandung dua posisi. Pada posisi
pertama berhubungan dengan fleksibilitas sebagai suatu pemikiran kependidikan
bagi diklat. Dengan demikian, pada posisi teoritik yang harus dikembangkan
dalam kurikulum sebagai rencana. Pengertian kedua yaitu sebagai kaidah
pengembang kurikulum. Terdapatnya posisi pengembang ini karena adanya perubahan
pada pemikiran kependidikan atau pelatihan.
7. Hilda
Taba ;1962 Kurikulum sebagai a plan for learning, yakni sesuatu yang
direncanakan untuk dipelajari oleh siswa. Sementara itu, pandangan lain
mengatakan bahwa kurikulum sebagai dokumen tertulis yang memuat rencana untuk
peserta didik selama di sekolah
8. Menurut
Saylor J. Gallen & William N. Alexander dalam bukunya “Curriculum Planning”
menyatakan Kurikulum adalah “Keseluruhan usaha sekolah untuk mempengaruhi
belajar baik berlangsung dikelas, dihalaman maupun diluar sekolah”.
9. Menurut B. Ragan, beliau mengemukakan bahwa
“Kurikulum adalah semua pengalaman anak dibawah tanggung jawab sekolah”.
10. Menurut
Soedijarto, “Kurikulum adalah segala pengalaman dan kegiatan belajar yang
direncanakan dan diorganisir untuk diatasi oleh siswa atau mahasiswa untuk
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan bagi suatu lembaga
pendidikan”.
Jadi,
kurikulum itu merupakan suatu usaha terencana dan terorganisir untuk menciptakan
suatu pengalaman belajar pada siswa dibawah tanggung jawab sekolah atau lembaga
pendidikan untuk mencapai suatu tujuan. Pengertian kurikulum secara luas tidak
hanya berupa mata pelajaran atau kegiatan-kegiatan belajar siswa saja tetapi
segala hal yang berpengaruh terhadap pembentukan pribadi anak sesuai dengan
tujuan pendidikan yang diharapkan.
2.2. Perkembangan Kurikulum
Berbasis Tujuan (1975-1984)
Dalam
perkembangannya, kurikulum berbasis tujuan terdapat dua kurikulum di dalamnya
yaitu :
2.2.1. Kurikulum
1975
Pada
tahun 1973, GBHN pertama dilaksanakan sebagai Keputusan MPR No. II/MPR/1973.
Berdasarkan TAP MPR ini dan juga hasil dari beberapa percobaan dalam bidang
pendidikan dan pengajaran maka disusun kurikulum 1975. Untuk pertama kalinya
kurikulum ini didasarkan pada tujuan pendidikan yang jelas. Dari tujuan
pendidikan tersebut dijabarkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai yaitu tujuan
instruksional umum, tujuanj instruksional khusus, dan berbagai rincian lainnya
sehingga jelas apa yang akan dicapai melalui kurikulum tersebut.
Kurikulum
ini memiliki kelemahan di mana diberlakukan sistem sentralistik dan menganggap
bahwa para guru di sekolah-sekolah samapai ke daerah-daerah terpencil mengerti
dengan sendirinya tujuan kurikulum. Selain itu, setiap usaha pembaruan
pendidikan, pemerintah tidak mengikutsertakan guru sejak awal padahal guru
sebagai pelaksana pembelajaran di kelas, sehingga bukanlah dipandang sebagai
objek tetapi subjek.
Dalam
kurikulum ini, satu hal yang menonjol adalah dengan digunakannya sistem
instruksional. Dalam tiap mata pelajaran, diberikan tujuan kurikulum, dan di
tiap bahasan, diberikan pula tujuan instruksional bagi guru dan siswa apa yang
harus dicapai. Jadi dalam pengajaran, sudah ditentukan tujuan-tujuan yang
setelah proses belajar, harus dicapai oleh siswa. Hal ini tentu saja membuat
bahan ajar tidak bisa berkembang. Proses belajar ditentukan terlebih dahulu
oleh pembuat kebijakan tentang output yang ingin dihasilkan. Siswa dan guru
akan cenderung lebih pasif dalam proses belajar mengajar. Adapun ciri-ciri
lebih lengkap kurikulum ini adalah sebagai berikut:
1. Berorientasi
pada tujuan.
2. Menganut
pendekatan integratif dalam arti bahwa setiap pelajaran memiliki arti dan
peranan yang menunjang kepada tercapainya tujuan-tujuan yang lebih integratif.
3. Menganut
pendekatan sistem instruksional yang dikenal dengan Prosedur Pengembangan
Sistem Instruksional (PPSI). Sistem yang senantiasa mengarah kepada tercapainya
tujuan yang spesifik, dapat diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah laku
siswa.
4. Dipengaruhi
psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada stimulus respon
(rangsang-jawab) dan latihan (drill).
Kurikulum tahun
1968 yang telah dilaksanakan di berbagai sekolah ternyata dipandang kurang
sesuai lagi dengan kondisi masyarakat mulai tahun 1975 dikembangkan kurikulum
baru yang dikenal dengan Kurikulum SD 1975. Kurikulum 1975 dimaksudkan untuk
mencapai tujuan pendidikan sekolah yang secara umum mengharapkan lulusannya :
1. Memiliki
sifat-sifat dasar sebagai warga Negara yang baik
2. Sehat
jasmani dan rohani, dan
3. Memiliki
pengetahuan, keterampilan dan sikap dasar yang diperlukan untuk melanjutkan pelajaran
4. Bekerja
di masyarakat
5. Mengembangkan
diri sesuai dengan asas pendidikan hidup
Kurikulum
1975 hingga menjelang tahun 1983 dianggap sudah tidak mampu lagi memenuhi
kebutuhan masyarakat dan tuntunan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.2.2. Kurikulum
1984
Kurikulum
1984 merupakan penyempurnaan dari kurikulum 1975. Dengan masukan yang sangat
berarti dari hasil komisi pembaharuan pendidikan pendidikan nasional, begitu
pula dengan TAP MPR No. IV/1983, maka lahirlah Kurikulum 1984 dengan ciri-ciri
menonjol menjawab tiga pertanyaan pokok sebagai berikut: a) apa yang akan
diajarkan? b) Mengapa diajarkan? c) Bagaimana diajarkan?
Materi
kurikulum 1984 pada dasarnya tidak banyak berbeda dengan materi kurikulum 1975,
yang berbeda adalah organisasi pelaksanaannya sehingga dengan demikian
kurikulum 1984 dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan bahan-bahan dan buku-buku
yang ada. Pendekatan proses belajar-mengajar pada kurikulum sekolah dasar1984
diarahkan guna membentuk keterampilan murid untuk memproses perolehannya.
Kurikulum 1984 ini juga memiliki permasalahan yang sama dengan
kurikulum-kurikulum sebelumnya yang diberlakukan secara sentralistik sehingga
memerlukan penyesuaian-penyesuaian di daerah. Keterbatasan dana pun menjadi
alasan klasikal dalam pelkasanaan kuriukulum ini. Salah satu unsur yang mebatasi
keberhasilannya antara lain mutu para guru tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar siswa
aktif (CBSA). CBSA adalah pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk aktif terlibat secara fisik, mental, intelektual, dan
emosional dengan harapan siswa memperoleh pengalaman belajar secara maksimal,
baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor.
Perbaikan
yang dilakukan dalam kurikulum ini adalah adanya CBSA dan sistem spiral. CBSA
adalah singkatan dari Cara Belajar Siswa Aktif. Di sini, siswa akan lebih
dilibatkan dalam pengembangan proses belajar mengajar. Meski isistem
instruksional masih tetap dipertahankan, namun siswa diberi kebebasan untuk
mengembangkan cara untuk mencapai tujuan tersebut. Di sini pusat pembelajaran
mulai bergeser dari teacher oriented, ke student oriented. Selain itu, ada pula
sistem spiral yang tiap jenjang pendidikan mata pelajaran akan berbeda dari
segi kedalaman materi. Sehingga demikan, semakin tinggi jenjang pendidikannya,
maka materi yang diberikan akan semakin dalam dan detil. Adapun ciri umum
kurikulum ini adalah sebagai berikut:
1. Berorientasi
kepada tujuan instruksional.
2. Pendekatan
pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar siswa aktif (CBSA).
3. Materi
pelajaran dikemas dengan nenggunakan pendekatan spiral.
4. Menanamkan
pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan.
5. Menggunakan
pendekatan keterampilan proses.
2.3.
Struktur Kurikulum berbasis tujuan
Buku
I Pasal 6 dan 7 menetapkan struktur Kurikulum 1975 terdiri atas program
pendidikan umum, program pendidikan akademis, dan program pendidikan
ketrampilan. Program Pendidikan Umum harus diikuti oleh eluruh peserta didik.
Demikian pula dengan program Pendidikan Akademis yang akan menjadi dasar bagi
mereka yang akan melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi. Program Ketrampilan
terdiri atas dua kelompok yaitu Program Ketrampilan pilihan terikat yang
berkenaan dengan berbagai ketrampilan vokasional dan Program Ketrampilan
pilihan bebas yang berkenaan dengan berbagai kegiatan keilmuan, olahraga,
kesenian dan kesehatan. Dua kelompok proram Ketrampilan yang dikembangkan
Kurikulum 1975 memberikan keleluasaan kepada peserta didik untuk mendapatkan
ketrampilan yang berguna untuk mengembangkan minat mereka untuk memasuki dunia
kerja berbekal ketrampilan vokasional yang bersifat pilihan terikat dan
ketrampilan untuk memperdalam suatu bidang minat tertentu. Keterkaitan dengan
TAP MPRS tahun 1973 yang memberikan perhatian khusus kepada ketrampilan
diterjemahkan dalam bentuk kedua pilihan ketrampilan ini.
2.4. Metode
kurikulum berbasis tujuan
a. Pedoman perumusan tujuan. Pedoman perumusan
tujuan memberikan petunjuk bagi guru dalam merumuskan tujuan-tujuan khusus.
Perumusan tujuan khusus itu berdasarkan pada pendalaman dan analisis terhadap
pokok-pokok bahasan/ subpokok bahasan yang telah digariskan untuk mencapai
tujuan instruksional dan tujuan kurikuler dalam GBPP.
b. Pedoman prosedur pengembangan alat penilaian.
Pedoman prosedur pengembangan alat penilaian memberikan petunjuk tentang
prosedur penilaian yang akan ditempuh, tentang tes awal (pre test)
dan tes akhir (post test), tentang jenis tes
yang akan digunakan dan
tentang rumusan soal-soal tes sebagai bagian
dari satuan pelajaran.
Tes yang digunakan dalam PPSI disebut criterion referenced test
yaitu tes yang digunakan unuk mengukur efektifitas program/ pelaksanaan
pengajaran.
c. Pedoman proses kegiatan belajar siswa. Pedoman
proses kegiatan belajar siswa merupakan petunjuk bagi guru untukmenetapkan
langkah-langkah kegiatan belajar siswa sesuai dengan bahan pelajaran yang harus dikuasai dan tujuan
khusus instruksional yang harus dicapai oleh para siswa.
d. Pedoman program kegiatan guru. Pedoman program
kegiatan guru merupakan petunjuk-petunjuk bagi guru untuk merencanakan program
kegiatan bimbingan sehingga para siswa melakukan kegiatan sesuai dengan rumusan
TIK.
e. Pedoman pelaksanaan program. Pedoman
pelaksanaan program merupakan petunjuk-petunjuk dari program yang telah
disusun. Petunjuk-petunjuk itu berkenaan dengan dimulainya pelaksanaan tes awal
dilanjutkan dengan penyampaian materi pelajaran sampai pada dilaksanakannya
penilaian hasil belajar.
f. Pedoman perbaikan atau revisi. Pedoman
perbaikan atau revisi yang merupakan pengembangan program setelah selesai
dilaksanakan. Perbaikan dilakukan berdasarkan umpan balik yang diperoleh
berdasarkan hasil penilaian akhir.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Kurikulum adalah sejumlah rencana isi
yang merupakan sejumlah tahapan belajar yang di desain untuk siswa dengan
petunjuk institusi pendidikan yang berupa proses yang statis ataupun dinamis
dan kompetensi yang harus dimiliki. Kurikulum adalah seluruh pengalaman di
bawah bimbingan dan arahan dari institusi pendidikan yang membawa ke dalam
kondisi belajar.
Kurikulum mempunyai komponen-komponen
yang mempunyai tujuan utama atau tujuan dari kurikulum tersebut. Karena
komponen-komponen tersebut saling berkaitan dan menunjang untuk mencapai tujuan
dari kurikulum maka di sebutlah kurikulum sebagai suatu system.
Pengembangan kurikulum haruslah
memperhatikan prinsip-prinsip kurikulumnya yang terdiri dari tujuh prinsip
pengembangan kurikulum antara lain : relevansi, efektivitas, efisiensi,
fleksibilitas, kontinuitas, objektifitas dan demokrasi.
3.2.Saran
Kebutuhan pendidikan kini semakin kompleks
dan terus mengalami perkembangan mengikuti era globalisasi yang dengan pesat
berkembang, begitu pula dengan kebutuhan kurikulum yang ada juga semakin
berkembang, maka disarankan agar pemerintah menerapkan suatu sistem kurikulum yang
sesuai dengan keadaan saat ini, agar kurikulum nantinya dapat mengikuti jaman
dan tentunya mampu meningkatkan mutu kualitas pendidikan dan peserta didik.
DAFTAR
PUSTAKA
http://seputarpendidikan003.blogspot.com/2013/06/pengertian-kurikulum-pendidikan.html (Diakses : 7 September 2014)
http://subhaniain.wordpress.com/2013/11/22/kurikulum-pendidikan/
(Diakses : 10 September 2014)
http://ichal-pendidikan.blogspot.com/2011/06/kurikulum-pendidikan- kajian-tentang.html (Diakses : 10 September 2014)
http://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum (Diakses : 10 September 2014)
http://gledysapricilia.wordpress.com/study/sejarah-perkembangan-kurikulum-di-indonesia/ (Diakses : 10 September 2014)
No comments:
Post a Comment