Category

Friday, August 20, 2021

KURIKULUM BERORIENTASI PENCAPAIAN TUJUAN (1975-1984)

Untuk File berbentuk .DOC silahkan download DISINI




 

KATA PENGANTAR

 

Puja dan puji kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat beliaulah kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “ Kurikulum Berbasis Tujuan 1975-1984”.

Terselesaikannya makalah ini tidak terlepas dari bantuan semua pihak yang terlibat di dalamnya. Kami mengucapkan rasa terimakasih kepada semua pihak yang terlibat di dalam proses pembuatan makalah ini baik yang terlibat langsung maupun tidak.

Kami sebagai manusia menyadari bahwa dalam penyampaian dan penyajian materi dalam makalah ini tidak terlepas dari kesalahan. Kami pun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karenanya kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun agar kami dapat lebih menyempurnakan lagi makalah kami ini.

Akhir kata kami berharap agar makalah ini dapat berguna bagi para pembaca sekalian terutama bagi para pendidik maupun calon pendidik yang sedang menjalani pendidikan guna mempersiapkan diri dalam dunia pendidikan terutama dunia mendidik pelajar.

 

 

 

Singaraja, September 2014

 

Penulis,

 

 

 

DAFTAR ISI

 

 

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................. ii

 

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah............................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................... 2

1.3 Tujuan........................................................................................... 2

 

BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 3

2.1 Pengerian kurikulum..................................................................... 3

2.2 Perkembangan Kurikulum Berbasis Tujuan (1975-1984)............ 5

2.3 Struktur Kurikulum berbasis tujuan.............................................. 8

2.4 Metode kurikulum berbasis tujuan............................................... 9

 

BAB III PENUTUP....................................................................................... 11

3.1 Kesimpulan.................................................................................. 11

3.2 Saran............................................................................................ 11

 

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 12


BAB I

PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang

Dewasa ini, pentingnya peran dan fungsi kurikulum memang sudah sangat disadari dalam sistem pendidikan nasional. Ini dikarenakan kurikulum merupakan alat yang krusial dalam merealisasikan program pendidikan, baik formal maupun non formal , sehingga gambaran sistem pendidikan dapat terlihat jelas dalam kurikulum tersebut. Kurikulum merupakan salah satu bagian penting terjadinya suatu proses pendidikan. Karena suatu pendidikan tanpa adanya kurikulum akan kelihatan amburadul dan tidak teratur. Hal ini akan menimbulkan perubahan dalam perkembangan kurikulum, khususnya di Indonesia.

Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, dan sekaligus digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses belajar mengajar pada berbagai jenis dan tingkat sekolah. Kurikulum menjadi dasar dan cermin falsafah pandangan hidup suatu bangsa, akan diarahkan kemana dan bagaimana bentuk kehidupan bangsa ini di masa depan, semua itu ditentukan dan digambarkan dalam suatu kurikulum pendidikan. Kurikulum haruslah dinamis dan terus berkembang untuk menyesuaikan berbagai perkembangan yang terjadi pada masyarakat dunia dan haruslah menetapkan hasilnya sesuai dengan yang diharapkan.

Sejak isu reformasi pendidikan digulirkan, maka banyak bermunculan gagasan-gagasan pembaharuan pendidikan. Reformasi sebagai sebuah gerakan yang memiliki perspektif sejarah politik monumental, karena era reformasi menjadi era pemerintahan substitusi pemerintahan orde baru. Tentunya gagasan reformasi pendidikan ini memiliki momentum yang amat mendasar dan berbeda dengan gagasan yang sama pada era sebelumnya. Arah reformasi dalam mewujudkan pengembangan pendidikan terkait dengan kebijakan kurikulum adalah ikut diperbaharuinya kurikulum yang ada.

1.2.   Rumusan Masalah

1.2.1  Apa pengertian kurikulum secara umum ?

1.2.2  Bagaimana sejarah perkembangan kurikulum berbasis tujuan?

1.2.3  Bagaimana struktur kurikulum Berbasis tujuan ?

1.2.4  Bagaimana metode kurikulum berbasis tujuan ?

 

1.3  Tujuan

1.3.1.   Untuk mengetahui pengertian kurikulum secara umum.

1.3.2.   Untuk mengetahui perkembangan kurikulum berbasis tujuan.

1.3.3.   Untuk mengetahui struktur dari kurikulum berbasis tujuan.

1.3.4.   Untuk mengetahui metode kurikulum berbasis tujuan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1.Pengertian Kurikulum

Secara etimologi, kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”. Itu berarti istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga pada zaman Yunani Kuno di Yunani, yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai finish, kemudian di gunakan oleh dunia pendidikan.

Secara terminologi, istilah kurikulum digunakan dalam dunia pendidikan, yaitu sejumlah pengetahuan atau kemampuan yang harus ditempuh atau diselesaikan siswa guna mencapai tingkatan tertentu secara formal dan dapat dipertanggung jawabkan. Para ahli mengartikan kurikulum itu yaitu:

1.     Menurut Nasution, “Kurikulum adalah suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya.”

2.      Menurut Grayson (1978), kurikulum adalah suatu perencanaan untuk mendapatkan keluaran (out- comes) yang diharapkan dari suatu pembelajaran.

3.     Menurut Harsono (2005), kurikulum merupakan gagasan pendidikan yang diekpresikan dalam praktik. Dalam bahasa latin, kurikulum berarti track atau jalur pacu. Saat ini definisi kurikulum semakin berkembang, sehingga yang dimaksud kurikulum tidak hanya gagasan pendidikan tetapi juga termasuk seluruh program pembelajaran yang terencana dari suatu institusi pendidikan.

4.     John Dewey 1902;5 kurikulum dapat diartikan sebagai pengajian di sekolah dengan mengambil kira kandungan dari masa lampau hingga masa kini. Pembentukan kurikulum menekankan kepetingn dan keperluan masyarakat.

5.     Frank Bobbit 1918, Kurikulum dapat diartikan keseluruhan pengalaman, yang tak terarah dan terarah, terumpu kepada perkembangan kebolehan individu atau satu siri latihan pengalaman langsung secara sedar digunakan oleh sekolah untuk melengkap dan menyempurnakan pendedahannya. Konsep beliau menekankan kepada pemupukan perkembangan individu melalui segala pengalaman termasuk pengalaman yang dirancangkan oleh sekolah.

6.     Menurut Hasan Kurikulum bersifat fleksibilitas mengandung dua posisi. Pada posisi pertama berhubungan dengan fleksibilitas sebagai suatu pemikiran kependidikan bagi diklat. Dengan demikian, pada posisi teoritik yang harus dikembangkan dalam kurikulum sebagai rencana. Pengertian kedua yaitu sebagai kaidah pengembang kurikulum. Terdapatnya posisi pengembang ini karena adanya perubahan pada pemikiran kependidikan atau pelatihan.

7.     Hilda Taba ;1962 Kurikulum sebagai a plan for learning, yakni sesuatu yang direncanakan untuk dipelajari oleh siswa. Sementara itu, pandangan lain mengatakan bahwa kurikulum sebagai dokumen tertulis yang memuat rencana untuk peserta didik selama di sekolah

8.     Menurut Saylor J. Gallen & William N. Alexander dalam bukunya “Curriculum Planning” menyatakan Kurikulum adalah “Keseluruhan usaha sekolah untuk mempengaruhi belajar baik berlangsung dikelas, dihalaman maupun diluar sekolah”.

9.      Menurut B. Ragan, beliau mengemukakan bahwa “Kurikulum adalah semua pengalaman anak dibawah tanggung jawab sekolah”.

10.  Menurut Soedijarto, “Kurikulum adalah segala pengalaman dan kegiatan belajar yang direncanakan dan diorganisir untuk diatasi oleh siswa atau mahasiswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan bagi suatu lembaga pendidikan”.

 

Jadi, kurikulum itu merupakan suatu usaha terencana dan terorganisir untuk menciptakan suatu pengalaman belajar pada siswa dibawah tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan untuk mencapai suatu tujuan. Pengertian kurikulum secara luas tidak hanya berupa mata pelajaran atau kegiatan-kegiatan belajar siswa saja tetapi segala hal yang berpengaruh terhadap pembentukan pribadi anak sesuai dengan tujuan   pendidikan yang diharapkan.

 

2.2. Perkembangan Kurikulum Berbasis Tujuan (1975-1984)

Dalam perkembangannya, kurikulum berbasis tujuan terdapat dua kurikulum di dalamnya yaitu :

2.2.1.     Kurikulum 1975

Pada tahun 1973, GBHN pertama dilaksanakan sebagai Keputusan MPR No. II/MPR/1973. Berdasarkan TAP MPR ini dan juga hasil dari beberapa percobaan dalam bidang pendidikan dan pengajaran maka disusun kurikulum 1975. Untuk pertama kalinya kurikulum ini didasarkan pada tujuan pendidikan yang jelas. Dari tujuan pendidikan tersebut dijabarkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai yaitu tujuan instruksional umum, tujuanj instruksional khusus, dan berbagai rincian lainnya sehingga jelas apa yang akan dicapai melalui kurikulum tersebut.

Kurikulum ini memiliki kelemahan di mana diberlakukan sistem sentralistik dan menganggap bahwa para guru di sekolah-sekolah samapai ke daerah-daerah terpencil mengerti dengan sendirinya tujuan kurikulum. Selain itu, setiap usaha pembaruan pendidikan, pemerintah tidak mengikutsertakan guru sejak awal padahal guru sebagai pelaksana pembelajaran di kelas, sehingga bukanlah dipandang sebagai objek tetapi subjek.

Dalam kurikulum ini, satu hal yang menonjol adalah dengan digunakannya sistem instruksional. Dalam tiap mata pelajaran, diberikan tujuan kurikulum, dan di tiap bahasan, diberikan pula tujuan instruksional bagi guru dan siswa apa yang harus dicapai. Jadi dalam pengajaran, sudah ditentukan tujuan-tujuan yang setelah proses belajar, harus dicapai oleh siswa. Hal ini tentu saja membuat bahan ajar tidak bisa berkembang. Proses belajar ditentukan terlebih dahulu oleh pembuat kebijakan tentang output yang ingin dihasilkan. Siswa dan guru akan cenderung lebih pasif dalam proses belajar mengajar. Adapun ciri-ciri lebih lengkap kurikulum ini adalah sebagai berikut:

1.     Berorientasi pada tujuan.

2.     Menganut pendekatan integratif dalam arti bahwa setiap pelajaran memiliki arti dan peranan yang menunjang kepada tercapainya tujuan-tujuan yang lebih integratif.

3.     Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal dengan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Sistem yang senantiasa mengarah kepada tercapainya tujuan yang spesifik, dapat diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah laku siswa.

4.     Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada stimulus respon (rangsang-jawab) dan latihan (drill).

 

Kurikulum tahun 1968 yang telah dilaksanakan di berbagai sekolah ternyata dipandang kurang sesuai lagi dengan kondisi masyarakat mulai tahun 1975 dikembangkan kurikulum baru yang dikenal dengan Kurikulum SD 1975. Kurikulum 1975 dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan sekolah yang secara umum mengharapkan lulusannya :

 

1.     Memiliki sifat-sifat dasar sebagai warga Negara yang baik

2.     Sehat jasmani dan rohani, dan

3.     Memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap dasar yang diperlukan untuk  melanjutkan pelajaran

4.     Bekerja di masyarakat

5.     Mengembangkan diri sesuai dengan asas pendidikan hidup

 

Kurikulum 1975 hingga menjelang tahun 1983 dianggap sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan masyarakat dan tuntunan ilmu pengetahuan dan teknologi.

 

2.2.2.     Kurikulum 1984

Kurikulum 1984 merupakan penyempurnaan dari kurikulum 1975. Dengan masukan yang sangat berarti dari hasil komisi pembaharuan pendidikan pendidikan nasional, begitu pula dengan TAP MPR No. IV/1983, maka lahirlah Kurikulum 1984 dengan ciri-ciri menonjol menjawab tiga pertanyaan pokok sebagai berikut: a) apa yang akan diajarkan? b) Mengapa diajarkan? c) Bagaimana diajarkan?

Materi kurikulum 1984 pada dasarnya tidak banyak berbeda dengan materi kurikulum 1975, yang berbeda adalah organisasi pelaksanaannya sehingga dengan demikian kurikulum 1984 dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan bahan-bahan dan buku-buku yang ada. Pendekatan proses belajar-mengajar pada kurikulum sekolah dasar1984 diarahkan guna membentuk keterampilan murid untuk memproses perolehannya. Kurikulum 1984 ini juga memiliki permasalahan yang sama dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya yang diberlakukan secara sentralistik sehingga memerlukan penyesuaian-penyesuaian di daerah. Keterbatasan dana pun menjadi alasan klasikal dalam pelkasanaan kuriukulum ini. Salah satu unsur yang mebatasi keberhasilannya antara lain mutu para guru tidak sesuai dengan yang diharapkan. Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar siswa aktif (CBSA). CBSA adalah pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat secara fisik, mental, intelektual, dan emosional dengan harapan siswa memperoleh pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor.

Perbaikan yang dilakukan dalam kurikulum ini adalah adanya CBSA dan sistem spiral. CBSA adalah singkatan dari Cara Belajar Siswa Aktif. Di sini, siswa akan lebih dilibatkan dalam pengembangan proses belajar mengajar. Meski isistem instruksional masih tetap dipertahankan, namun siswa diberi kebebasan untuk mengembangkan cara untuk mencapai tujuan tersebut. Di sini pusat pembelajaran mulai bergeser dari teacher oriented, ke student oriented. Selain itu, ada pula sistem spiral yang tiap jenjang pendidikan mata pelajaran akan berbeda dari segi kedalaman materi. Sehingga demikan, semakin tinggi jenjang pendidikannya, maka materi yang diberikan akan semakin dalam dan detil. Adapun ciri umum kurikulum ini adalah sebagai berikut:

 

1.     Berorientasi kepada tujuan instruksional.

2.     Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar siswa aktif (CBSA).

3.     Materi pelajaran dikemas dengan nenggunakan pendekatan spiral.

4.     Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan.

5.     Menggunakan pendekatan keterampilan proses.

 

2.3. Struktur Kurikulum berbasis tujuan

         Buku I Pasal 6 dan 7 menetapkan struktur Kurikulum 1975 terdiri atas program pendidikan umum, program pendidikan akademis, dan program pendidikan ketrampilan. Program Pendidikan Umum harus diikuti oleh eluruh peserta didik. Demikian pula dengan program Pendidikan Akademis yang akan menjadi dasar bagi mereka yang akan melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi. Program Ketrampilan terdiri atas dua kelompok yaitu Program Ketrampilan pilihan terikat yang berkenaan dengan berbagai ketrampilan vokasional dan Program Ketrampilan pilihan bebas yang berkenaan dengan berbagai kegiatan keilmuan, olahraga, kesenian dan kesehatan. Dua kelompok proram Ketrampilan yang dikembangkan Kurikulum 1975 memberikan keleluasaan kepada peserta didik untuk mendapatkan ketrampilan yang berguna untuk mengembangkan minat mereka untuk memasuki dunia kerja berbekal ketrampilan vokasional yang bersifat pilihan terikat dan ketrampilan untuk memperdalam suatu bidang minat tertentu. Keterkaitan dengan TAP MPRS tahun 1973 yang memberikan perhatian khusus kepada ketrampilan diterjemahkan dalam bentuk kedua pilihan ketrampilan ini.

 

2.4. Metode kurikulum berbasis tujuan

a.      Pedoman perumusan tujuan. Pedoman perumusan tujuan memberikan petunjuk bagi guru dalam merumuskan tujuan-tujuan khusus. Perumusan tujuan khusus itu berdasarkan pada pendalaman dan analisis terhadap pokok-pokok bahasan/ subpokok bahasan yang telah digariskan untuk mencapai tujuan instruksional dan tujuan kurikuler dalam GBPP.

b.     Pedoman prosedur pengembangan alat penilaian. Pedoman prosedur pengembangan alat penilaian memberikan petunjuk tentang prosedur penilaian yang akan ditempuh, tentang tes awal (pre test)

dan tes akhir (post test), tentang jenis tes yang akan digunakan dan

tentang rumusan soal-soal tes sebagai bagian dari satuan pelajaran.

Tes yang digunakan dalam PPSI disebut criterion referenced test yaitu tes yang digunakan unuk mengukur efektifitas program/ pelaksanaan pengajaran.

c.      Pedoman proses kegiatan belajar siswa. Pedoman proses kegiatan belajar siswa merupakan petunjuk bagi guru untukmenetapkan langkah-langkah kegiatan belajar siswa sesuai dengan bahan  pelajaran yang harus dikuasai dan tujuan khusus instruksional yang harus dicapai oleh para siswa.

d.     Pedoman program kegiatan guru. Pedoman program kegiatan guru merupakan petunjuk-petunjuk bagi guru untuk merencanakan program kegiatan bimbingan sehingga para siswa melakukan kegiatan sesuai dengan rumusan TIK. 

e.      Pedoman pelaksanaan program. Pedoman pelaksanaan program merupakan petunjuk-petunjuk dari program yang telah disusun. Petunjuk-petunjuk itu berkenaan dengan dimulainya pelaksanaan tes awal dilanjutkan dengan penyampaian materi pelajaran sampai pada dilaksanakannya penilaian hasil belajar.

f.      Pedoman perbaikan atau revisi. Pedoman perbaikan atau revisi yang merupakan pengembangan program setelah selesai dilaksanakan. Perbaikan dilakukan berdasarkan umpan balik yang diperoleh berdasarkan hasil penilaian akhir.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

3.1.Kesimpulan

Kurikulum adalah sejumlah rencana isi yang merupakan sejumlah tahapan belajar yang di desain untuk siswa dengan petunjuk institusi pendidikan yang berupa proses yang statis ataupun dinamis dan kompetensi yang harus dimiliki. Kurikulum adalah seluruh pengalaman di bawah bimbingan dan arahan dari institusi pendidikan yang membawa ke dalam kondisi belajar.

Kurikulum mempunyai komponen-komponen yang mempunyai tujuan utama atau tujuan dari kurikulum tersebut. Karena komponen-komponen tersebut saling berkaitan dan menunjang untuk mencapai tujuan dari kurikulum maka di sebutlah kurikulum sebagai suatu system.

Pengembangan kurikulum haruslah memperhatikan prinsip-prinsip kurikulumnya yang terdiri dari tujuh prinsip pengembangan kurikulum antara lain : relevansi, efektivitas, efisiensi, fleksibilitas, kontinuitas, objektifitas dan demokrasi.

3.2.Saran

Kebutuhan pendidikan kini semakin kompleks dan terus mengalami perkembangan mengikuti era globalisasi yang dengan pesat berkembang, begitu pula dengan kebutuhan kurikulum yang ada juga semakin berkembang, maka disarankan agar pemerintah menerapkan suatu sistem kurikulum yang sesuai dengan keadaan saat ini, agar kurikulum nantinya dapat mengikuti jaman dan tentunya mampu meningkatkan mutu kualitas pendidikan dan peserta didik.

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

http://seputarpendidikan003.blogspot.com/2013/06/pengertian-kurikulum-pendidikan.html (Diakses : 7 September 2014)

 

http://subhaniain.wordpress.com/2013/11/22/kurikulum-pendidikan/

(Diakses : 10 September 2014)

http://ichal-pendidikan.blogspot.com/2011/06/kurikulum-pendidikan-   kajian-tentang.html (Diakses : 10 September 2014)

http://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum (Diakses : 10 September 2014)

http://gledysapricilia.wordpress.com/study/sejarah-perkembangan-kurikulum-di-indonesia/ (Diakses : 10 September 2014)

 

 

 

No comments:

Post a Comment