Untuk Makalh Lengkap Yang berbentuk file .doc biasa di download DISINI
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Peranan
metode pengajaran sangatlah penting dalam proses belajar mengajar, yakni
sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar yang kondusif. Dengan
metode tersebut diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan
dengan mengajar guru, dengan kata lain tercipatlah interaksi
edukatif antara guru dengan siswa. Metode atau Strategi merupakan
usaha untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan.
Tetapi tidak semua metode pembelajaran sesuai digunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu.
Namun demikian, ada sifat-sifat umum yang terdapat pada metode yang satu
tidak terdapat pada metode yang lain. Dengan mencari ciri-ciri umum itu,
menjadi mungkinlah untuk mengenali berbagai macam metode yang lazim dan praktis
untuk dilaksanakan dalam proses belajar mengajar.
Belajar mengajar merupakan kegiatan yang kompleks. Mengingat kegiatan
belajar mengajar merupakan kegiatan yang kompleks, maka tidak mungkin menunjukan
dan menyimpulkan bahwa suatu metode belajar mengajar tertentu lebih unggul dari
pada metode belajar mengajar yang lainnya dalam usaha mencapai semua pelajaran
Ada
banyak metode-metode yang bisa digunakan oleh para pendidik untuk membuat
pembelajaran lebih efektif, efisien, menarik, dan paling penting yaitu mencapai
tujuan pembelajaran. Akan tetapi metode-metode yang banyak tadi tak lepas dari
yang namanya kekurangan. Oleh karena itu sebagai guru, mereka harus
pintar-pintar dalam mengatasi kekurangan-kekurangan yang ada pada metode-metode
yang ada.
1.2. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian dari metode pembelajaran Drill dan Resitasi ?
2.
Bagaimana langkah – langkah penggunaan metode pembelajaran Drill dan
Resitasi ?
3.
Apa kekurangan dan kelebihan metode pembelajaran Drill dan Resitasi ?
4.
Apa contoh penerapan metode pembelajaran Drill dan Resitasi dalam
pembelajaran (RPP) ?
5.
Bagaimana Prinsip penggunaan metode drill dan
resitasi?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari metode pembelajaran Drill
dan Resitasi
2. Untuk mengetahui langkah – langkah penggunaan metode
pembelajaran Drill dan Resitasi
3. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan metode pembelajaran
Drill dan Resitasi
4. Untuk mengetahui contoh penerapan metode pembelajaran Drill
dan Resitasi dalam pembelajaran (RPP) ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Metode pembelajaran
drill dan resitasi
Dari segi bahasa metode berasal
dari dua kata, yaitu meta dan hodos. Meta berarti ‘melalui’ dan hodos berarti
‘jalan’ atau ‘jalan’. Dengan demikian metode adalah dapat berarti cara atau
jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Ada juga yang mengartikan
bahwa metode adalah suatu sarana untuk menemukan, menguji, dan menyusun data
yang diperlukan bagi pengembangan disiplin tersebut. Singkatnya metode adalah
jalan untuk mencapai tujuan. Pada makalah ini kami akan menjelaskan tentang
metode pengajaran drill dan resitasi.
2.1.1. Metode Drill
Drill
merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa
yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu.
Metode ini berasal dari metode pengajaran Herbart, yaitu metode assosiasi dan
ulangan tanggapan, yang dimaksudkan untuk memperkuat tanggapan pelajaran pada
siswa. Pelaksanaannya secara mekanis untuk mengajarkan berbagai mata pelajaran
dan kecakapan, sehingga menimbulkan verbalisme pengetahuan siswa, kebiasaan
menghafal secara mekanis tanpa pengertian.
Kata
latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang-ulang, akan tetapi
bagaimanapun juga antara situasi belajar yang pertama dengan situasi belajar
yang realistis, ia akan berusaha melatih keterampilannya. Bila situasi belajar
itu diubah-ubah kondisinya sehingga menuntut respons yang berubah, maka
keterampilan akan lebih disempurnakan.
Ada
keterampilan yang dapat disempurnakan dalam jangka waktu yang pendek dan ada
yang membutuhkan waktu cukup lama. Perlu diperhatikan latihan itu tidak
diberikan begitu saja kepada siswa tanpa pengertian, jadi latihan itu didahului
dengan pengertian dasar.
2.1.2. Metode resitasi
Metode
resitasi atau penugasan adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan
tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.Masalahnya tugas yang
dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan di dalam kelas, dihalaman sekolah, di
laboratorium, di perpustakaan, dibengkel, di rumah siswa, atau dimana saja asal
tugas itu dapat dikerjakan.
Metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak,
sementara waktu sedikit.Artinya, banyaknya bahan yang tersedia dengan waktu
kurang seimbang.Agar bahan pelajaran selesai sesuai batas waktu yang
ditentukan, maka metode inilah yang biasanya guru gunakan untuk mengatasinya.
Tugas
dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah (pr), tetapi jauh lebih luas
dari itu. Tugas biasanya dilaksanakan dirumah, disekolah, di perpustakaan, dan
di tempat lainnya.Tugas dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar, baik
secara individual maupun secara kelompok.Karena itu, tugas dapat diberikan
secara individual, atau dapat pula secara berkelompok.
Tugas
yang dapat diberikan kepada anak didik ada berbagai jenis. Karena itu, tugas
sangat banyak macamnya, bergantung pada tujuan yang akan dicapai; seperti
meneliti, tugas menyususn laporan (lisan/tulisan), tugas motorik (pekerjaan
motorik), tugas dilaboratorium, dan lain-lain.
Pembelajaran
dengan menggunakan metode penugasan berarti guru memberi tugas tertentu agara
siswa melakukan kegiatan belajar.Tugas yang diberikan guru dapat berupa masalah
yang harus dipecahkan dan prosedurnya tidak diberitahukan.
Metode
penugasan ini dapat mengembangkan kemandirian siswa, merangsang untuk belajar
lebih banyak, membina disiplin dan tanggung jawab siswa, dan membina kebiasaan
mencari dan mengolah sendiri informasi.Kekurangan metode ini terletak pada
sulitnya mengawasi mengenai kemungkinan siswa tidak bekerja secara mandiri.
Dalam
pemberian tugas, guru harus jelas dalam mendeskripsikan tugas untuk
siswa.Andaikata tugas harus diselesaikan oleh kelompok, sebiknya guru juga
mendeskripsikan tugas untuk anggota kelompok untuk menghindari adanya siswa
yang tidak aktif.Sebaiknya tiap anggota kelompok melaporkan hasil yang
dibuatnya sendiri disamping ada hasil yang merupakan laporan kelompok.Satu hal
yang harus dicamkan oleh guru yaitu laporan siswa harus diperiksa dan
dikembalikan kepada siswa setelah diperiksa.
2.2. Langkah penggunaan metode pembelajaran Drill dan
Resitasi
2.2.1. Metode Drill
Sebelum melaksanakan metode drill,
guru harus mempertimbangkan tentang sejauhmana kesiapan guru, siswa dan
pendukung lainnya yang terlibat dalam penerapan metode ini.
a.
Tahap Persiapan
Pada tahap ini, ada beberapa hal yang dilakukan,
antara lain :
1)
Rumuskan tujuan yang harus dicapai
oleh siswa
2)
Tentukan dengan jelas keterampilan
secara spesifik dan berurutan
3)
Tentukan rangkaian gerakan atau
langkah yang harus dikerjakan untuk menghindari kesalahan
4)
Lakukan kegiatan pradrill sebelum
menerapkan metode ini secara penuh
b.
Tahap Pelaksanaan
1)
Langkah pembukaan
Dalam langkah pembukaan, beberapa
hal yang perlu dilaksanakan oleh guru diantaranya mengemukakan tujuan yang
harus dicapai, bentuk-bentuk latihan yang akan dilakukan.
2)
Langkah pelaksanaan
a.
Memulai latihan dengan hal-hal yang
sederhana dulu
b.
Ciptakan suasana yang
menyenangkan/menyejukkan
c.
Yakinkan bahwa semua siswa tertarik
untuk ikut
d.
Berikan kesempatan \kepada siswa
untuk terus berlatih
3)
Langkah mengakhiri
Apabila latihan sudah selesai, maka guru harus terus
memberikan motivasi untuk siswa terus melakukan latihan secara berkesinambungan
sehingga latihan yang diberikan dapat semakin melekat, terampil dan terbiasa.
c.
Penutup
1)
Melaksanakan
perbaikan terhadap kesalahan-kesalahan yang
dilaksanakan oleh siswa.
2)
Memberikan latihan penenangan.
Pengertian yang dibutuhkan untuk keberhasilan suatu
drill adalah:
1.
Pengertian terhadap latihan itu
sendiri
2.
Pengertian terhadap nilai dan
hubungan latihan itu dengan keseluruhan rangka pengajaran.
Untuk mendapatkan kecakapan dengan metode drill ini,
ada dua fase:
1.
Fase intregatif, di mana presepsi dari arti dan proses dikembangkan.
Pada fase ini belajar kecakapan dikembangkan menurut praktek yang berarti
sering melakukan hubungan fungsional dan aktifitas penyelidikan.
2. Fase
penyempurnaan atau fase menyelesaikan di mana ketelitian dikembangkan. Dalam
fase ini, diperlukan ketelitian dapat dikembangkan menurut praktek yang
berulangkali. Jadi, variasi praktek di sini ditujuan untuk mendalami arti bukan
ketangkasan sedangkan praktek yang sering ditujukan untuk mempertinggi
efensiensi, bukan ntuk mendalami arti.
2.2.2.
Metode Resitasi
Langkah-langkah menjalankan
metode resitasi adalah sebagai berikut :
1)
Tugas harus direncanakan secara jelas
dan sistematis, terutama tujuan penugasan dan cara pengerjaannya.
2)
Tugas yang dberikan harus dapat
dipahami peserta didik, kapan mengerjakannya, bagaimana cara mengerjakannya,
berapa lama tugas tersebut harus dikerjakan, secara individu atau kelompok, dan
lain-lain.
3)
Apabila tugas tersebut berupa tugas
kelompok, perlu diupayakan agar seluruh anggota kelompok dapat terlibat secara
aktif dalam proses penyelesaian tugas tersebut, terutama kalau tugas tersebut
diselesaikan di luar kelas.
4)
Perlu diupayakan guru mengontrol proses
penyelesaian tugas yang dikerjakan oleh peserta didik. Jika tugas diselesaikan
di luar kelas, guru bisa mengontrol proses penyelesaian tugas melalui
konsultasi dari peserta didik. Oleh karena itu dalam penugasan yang harus
diselesaikan di luar kelas, sebaiknya peserta didik diminta untuk memberikan
laporan kemajuan mengenai tugas yang dikerjakan.
5)
Berikanlah penilaian secara
proporsional terhadap tugas-tugas yang dikerjakan peserta didik. Penilaian yang
diberikan sebaiknya tidak hanya menitikberatkan pada produk (ending), tetapi perlu dipertimbangkan
pula bagaimana proses penyelesaian tugas tersebut. Penilaian hendaknya
diberikan secara langsung setelah tugas diselesaikan, hal ini disamping akan
menimbulkan minat dan semangat belajar peserta didik, juga menghindarkan
bertumpuknya pekerjaan peserta didik yang harus diperiksa.
2.3.
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
Drill dan Resitasi
Dari
yang sudah dijelaskan diatas tentunya kedua metode tersebut memiliki kekurangan
dan kelebihan masing masing. Berikut adal kelebihan dan kekurangan kedua metode
tersebut :
2.3.1 Kelebihan
dan kekurangan metode pembelajaran Drill
a.
Kelebihan Metode Drill
v
Dalam waktu yang relatif singkat,
siswa dapat dengan cepat memperoleh penguasaan dan keterampilan yang
diharapkan.
v
Dapat menanamkan pada siswa
kebiasaan belajar secara rutin dan disiplin.
v
Siswa akan memperoleh ketangkasan
dan kemahiran dalam melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dipelajarinya.
v
Guru lebih mudah mengontrol dan
dapat membedakan antara siswa yang disiplin dan yang kurang memperhatikan saat
berlangsungnya pengajaran.
v
Bahan pelajaran yang diberikan dalam
suasana yang sungguh-sungguh akan lebih kokoh tertanam dalam daya ingat siswa,
karena seluruh fikiran, perasaan, kemauan dikonsentrasikan pada pelajaran yang
dilatihkan.
v
Siswa akan dapat menggunakan daya
pikirnya dengan bertambah baik, karena dengan pengajaran yang baik maka siswa
akan menjadi lebih teratur dan teliti.
b. Kelemahan Metode Drill
v
Latihan Yang dilakukan di bawah
pengawasan yang ketat dan suasana serius mudah sekali menimbulkan kebosanan.
v
Tekanan yang lebih berat, yang
diberikan setelah murid merasa bosan atau jengkel tidak akan menambah gairah
belajar dan menimbulkan keadaan psikis berupa mogok belajar/latihan.
v
Latihan yang terlampau berat dapat
menimbulkan perasaan benci dalam diri murid, baik terhadap pelajaran maupun
terhadap guru.
v
Latihan yangs selalu diberikan di
bawah bimbingan guru, perintah guru dapat melemahkan inisiatif maupun
kreatifitas siswa.
v
Karena tujuan latihan adalah untuk
mengkokohkan asosiasi tertentu, maka murid akan merasa asing terhadap semua
struktur-struktur baru dan menimbulkan perasan tidak berdaya.
2.3.2 Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran Resitasi
a.
Kelebihan metode resitasi.
v Lebih
merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual ataupun kelompok
v Dapat
mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawasan guru
v Dapat
membina tanggung jawab dan disiplin siswa
v Dapat
mengembangkan kreativitas siswa
v Memberi
kesempatan kepada siswa untuk belajar lebih banyak
v Memupuk rasa
tanggung jawab
v Memperkuat
motivasi belajar
v Menjalin
hubungan antara sekolah dengan keluarga
v Mengembangkan
keberanian berinisiatif
b.
Kekurangan metode resitasi.
v
Siswa sulit dikontrol mengenai
pengerjaan tugas
v
Khusunya untuk tugas kelompok, tidak
jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikan adalah anggota tertentu saja ,
sedangkan anggota lainnya tidak berpartisipasi dengan baik
v
Tidak mudah memberikan tugas yang
sesuai dengan perbedaan individu siswa
v
Sering memberikan tugas yang monoton
dapat menimbulkan kebosanan siswa
v
Memerlukan pengawasan yang ketat,
baik oleh guru maupun orang tua
v
Banyak kecenderungan untuk saling
mencontoh dengan teman-teman
v
Dapat menimbulkan frustasi bila
gagal menyelesaikan tugas
v
Agak sulit diselesaikan oleh siswa
yang tinggal bersama keluarga yang kurang teratur.
2.4. Contoh penerapan metode pembelajaran Drill dan
Resitasi dalam pembelajaran
2.4.1. Contoh RPP yang menggunakan metode Drill
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : MTsN Benda Tangerang
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII (Delapan)
Semester : II (Ganjil)
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Standar Kompetensi : Memahami dan melakukan operasi aljabar.
Kompetensi Dasar :
1.
Melakukan operasi aljabar
2.
Menguraikan bentuk aljabar ke dalam faktor-faktornya
Indikator :
1.
Dapat menyelesaikan operasi tambah, kurang,
kali, bagi dan pangkat pada bentuk aljabar
2.
Dapat menentukan faktor suku aljabar
3.
Dapat menguraikan bentuk aljabar ke dalam
faktor-faktornya
Metode : Metode Drill
Sumber Pembelajaran : Buku paket Matematika konsep dan
aplikasinya untuk SMP/ MTs kelas VIII, pusat perbukuan, departemen pendidikan
nasional 2008
Alokasi waktu : 16 x
40 menit (8 kali pertemuan)
Skenario Pembelajaran
/ Langkah-langkah pembelajaran
Pertemuan ke-1 (2 x
40 menit)
a. Materi
Pembelajaran
1.
Pengertian bentuk aljabar
2.
Penjumlahan pada bentuk aljabar
b. Tujuan
Pembelajaran
1.
Siswa dapat mengidentifikasi bentuk aljabar.
c. Kegiatan
Pendahuluan
1.
Guru membuka pelajaran dengan membaca basmalah
2.
Mengabsen siswa dan memberi apersepsi materi
yang akan dipelajari
3.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
d. Kegiatan Inti
1.
Guru menjelaskan pengertian bentuk aljabar dan
penjumlahan pada bentuk aljabar
2.
Guru memberikan contoh soal
3.
Guru memberikan latihan-latihan soal
4.
Guru dan siswa membahas latihan soal
e. Kegiatan Penutup
1.
Guru memberikan kesimpulan
2.
Guru menutup pelajaran dengan membaca Hamdalah
f. Penilaian
1.
Penilaian hasil belajar berupa tes hasil belajar
pada akhir pokok bahasan
Skenario Pembelajaran
/ Langkah-langkah pembelajaran
Pertemuan ke-2 (2 x
40 menit)
a.
Materi Pembelajaran
Pengurangan pada
bentuk aljabar
b.
Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat melakukan
pengurangan pada bentuk aljabar
c.
Kegiatan Pendahuluan
1.
Guru membuka pelajaran dengan membaca basmalah
2.
Mengabsen siswa dan memberi apersepsi materi
yang akan dipelajari
3.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
d. Kegiatan Inti
1.
Guru menjelaskan materi pengurangan pada bentuk
aljabar
2.
Guru memberikan contoh soal mengenai pengurangan
pada bentuk aljabar
3.
Guru memberikan latihan-latihan soal
4.
Guru dan siswa membahas latihan soal
5.
Kegiatan Penutup
v
Guru memberikan kesimpulan
v
Guru menutup pelajaran
f. Penilaian
1.
Penilaian hasil belajar berupa tes hasil belajar
pada akhir pokok bahasan
2.4.2. Contoh
RPP yang menggunakan metode resitasi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SMP N 1 Negara
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII (tujuh) / 1
(satu)
Standar Kompetensi :
2.
Memahami bentuk Aljabar, Persamaan dan
pertidaksamaan linear Satu Variabel
Kompetensi Dasar :
2.1.
Mengenali bentuk aljabar dan unsur-unsurnya
Indikator :
Menjelaskan pengertian variabel, konstanta, faktor, suku, dan suku sejenis.
Alokasi waktu : 2 x 40 menit (1
pertemuan )
A. Tujuan Pembelajaran :
1.
Siswa dapat menyebutkan pengertian bentuk
aljabar
2.
Siswa dapat menentukan variabel pada bentuk
aljabar
3.
Siswa dapat menentukan koefisien pada bentuk
aljabar
4.
Siswa dapat menentukan konstanta pada bentuk
aljabar
5.
Siswa dapat menentukan faktor dari bentuk
aljabar
6.
Siswa dapat menentukan suku dan suku sejenis
bila diberikan bentuk aljabar
B. Materi Ajar:
Bentuk Aljabar
C. Metode Pembelajaran:
Kombinasi ceramah tanya jawab, diskusi dan
pemberian tugas.
D. Langkah-langkah kegiatan:
Pendahuluan :
Apersepsi : Mengingat
kembali tentang bilangan bulat..
Motivasi : Apabila
materi ini dikuasai dengan baik, maka akan dapat membantu siswa dalam
menyelesaikan masalah sehari-hari.
E. Kegiatan Inti
1.
Dengan berdialog/tanya jawab siswa diarahkan ke
pengertian bentuk aljabar.
2.
Dengan Tanya jawab ,diskusi siswa diarahkan
kepengertian koefisiaen, variabel, dan konstanta dengan memisalkan nama benda
dengan salah satu huruf sebagai pengertian variabel, banyak benda sebagai
pengertian koefisien.
3.
Siswa diberi pertanyaan lisan untuk menyebutkan
mana yang merupakan variabel, dan mana yang merupakan konstanta.
4.
Siswa diingatkan kembali tentang faktor-faktor
suatu bilangan bulat.
5.
Dengan bekal pengetahuan tentang faktor-faktor
suatu bilangan bulat tersebut siswa dibimbing untuk menentukan faktor-faktor
bentuk aljabar pada suku satu atau lebih.
6.
siswa diberi pertanyaan secara lisan mengenai
nama suku (sesuai banyaknya suku), faktor bentuk aljabar, dan menyebutkan
suku-suku yang sejenis.
Penutup
1.
Dengan bimbingan guru, siswa diminta membuat
rangkuman.
2.
Siswa dan guru melakukan refleksi.
3.
Guru memberikan tugas PR.
F. Alat dan Sumber Belajar
Buku teks, buah-buahan/
model buah
G. Penilaian
Teknik : Tes Lisan dan
tulisan
Bentuk Instrumen :
Pertanyaan Lisan dan tulisan
2.5. Prinsip penggunaan metode Drill dan Resitasi
2.5.1.Prinsip Penggunaan Metode Drill
a.
Siswa harus diberi pengertian yang mendalam
sebelum diadakan latihan tertentu.
b.
Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersikap
diagnostik:
·
Pada taraf permulaan jangan diharapkan
reproduksi yang sempurna.
·
Dalam percobaan kembali harus diteliti kesulitan
yang timbul.
·
Respon yang benar harus diperkuat.
·
Baru kemudian diadakan variasi,
perkembangan arti dan kontrol
c.
Masa latihan secara relativ singkat, tetapi
harus sering dilakukan.
d.
Pada waktu latihan harus dilakukan proses
essensial.
e.
Di dalam latihan yang pertama-tama adalah
ketepatan, kecepatan dan pada akhirnya kedua-duanya harus dapat tercapai
sebagai kesatuan
f.
Latihan harus memiliki arti dalam rangka tingkah
laku yang lebih luas.
·
Sebelum melaksanakan, pelajar perlu mengetahui
terlebih dahulu arti latihan itu
·
Ia perlu menyadari bahwa latihan-latihan itu
berguna untuk kehidupan selanjutnya.
·
Ia perlu mempunyai sikap bahwa latihan-latihan
itu diperlukan untuk melengkapi belajar.
2.5.2. Prinsip Penggunaan Metode Resitasi
a.
Memperdalam pengertian peserta didik terhadap
pelajaran yang telah diterima.
b.
Melatih peserta didik ke arah belajar mandiri.
c.
Peserta didik dapat membagi waktu secara
teratur.
d.
Agar peserta didik dapat memanfaatkan waktu
terluang untuk menyelesaikan tugas.
e.
Melatih peserta didik untuk menemukan sendiri
cara-cara yang tepat untuk menyelesaikan tugas.
f.
Memperkaya pengalaman-pengalaman di sekolah
melalui kegiatan kegiatan di luar kelas.
BAB III
Penutup
3.1.Kesimpulan
Metode resitasi
adalah pemberian tugas kepada siswa atau diluar jadwal pelajaran yang pada
akhirnya di pertanggungjawabkan kepada guru yang bersangkutan. Sedangkan metode
Drill adalah metode pembelajaran dengan meberikan latihan-latihan kepada
peserta didik. Kedua metode mengajar ini memiliki kekurangan dan kelebihan
masing-masing, kelemahan-kelemahan tersebut dapat ditutupi apabila seorang
pengajar dapat menggabungkan kedua metode belajar ini agar saling melengkapi.
3.2.Saran
Saran yang dapat kami
berikan adalah untuk pengajar agar lebih memperhatikan metode apa yang akan
dipakai dalam pengajaran, karena metode-metode ini masing-masing memiliki
kelemahan dan kelebihan. Jadi para pengajar hendaknya lebih jeli memilih metode
yang digunakan agar nantinya pembelajaran berjalan dengan efektif.
DAFTAR PUSTAKA
.
Prayitno.2007. ILMU DAN APLIKASI PENDIDIKAN Bagian I: Ilmu
Pendidikan Teoretis.Jakarta:Grasindo.
N.K, Roestiyah.2001.STRATEGI
BELAJAR MENGAJAR. Jakarta: Rineka Cipta
http://pandidikan.blogspot.com/2011/06/pengertian-metode-drill-conversation.html (Diakses : 20 Agustus 2014)
http://www.sarjanaku.com/2012/04/metode-drill-pengertian-prinsip-tujuan.html (Diakses : 20 Agustus 2014)
http://www.sarjanaku.com/2012/04/metode-drill-pengertian-prinsip-tujuan.html (Diakses : 20 Agustus 2014)
http://www.syafir.com/2011/01/09/metode-drill-latihan (Diakses : 23 Agustus 2014)
http://masudkhan2000.blogspot.com/2013/09/metode-resitasi.html (Diakses : 23 Agustus 2014)
http://pandidikan.blogspot.com/2011/03/metode-resitasi-2.html (Diakses : 23 Agustus 2014)
No comments:
Post a Comment