Category

Friday, August 20, 2021

PENDIDIKAN KARAKTER PENENTU MASA DEPAN BANGSA (ESSAY)

 


 

Negara maju tentunya tidak terlepas dari dunia pendidikan. Semakin tinggi kualitas pendidikan di suatu Negara maka semakin tinggi juga kualitas sumber daya manusia yang dimiliki. Sebenarnya di Negara maju atau berkembang tidak ada perbedaan antara sumber daya manusia tetapi yang membedakannya adalah bagaimana cara mendidik sumber daya manusia itu. Hal ini tentunya tidak terlepas dari bagaimana cara guru mendidik sumber daya manusia tersebut. Hal ini terjadi karena pendidikan di Indonesia lebih berorientasi pada kuantitas ketimbang kualitas. Indonesia sudah sering mendapat juara di olipiade fisika dan matematika tingkat internasional. Tentu kita sangat bangga, tetapi kebanggaan kita tak akan bertahan lama karena yang kita kejar hanyalah kuantitas. Mutu pendidikan kita pun diukur dari segi kuantitasnya. Padahal, kuantitas adalah sebuah perhitungan matematis yang mudah dimanipulasi.

Ini sangat berbeda dengan Negara Negara eropa dan amerika yang berorientasi ke kualitas yang memungkinkan mereka punya daya dorong yang tinggi untuk berkreasi dan berinovasi. Mereka akhirnya menemukan banyak hal dan memproduksi banyak teori. Indonesia hanya mampu menghafal rumus untuk diuji dan tetap jadi negara konsumtif.

Sebenarnya hal terpenting yang harus diajarkan guru adalah pendidikan karakter. Apakah seorang guru yang membiarkan siswanya menyontek telah mendidik siswanya berperilaku jujur? Lihatlah, banyak siswa yang menyontek demi nilai dan tugas terpenuhi tanpa mengerti apa yang mereka kerjakan. Tidak sedikit pula para siswa mengikuti tambahan pada guru mata pelajaran tertentu demi mendapatkan nilai bagus.

Nilai yang dikejar oleh siswa adalah nilai kuantitatif. Tetapi nilai perilaku jarang diperhitungkan. Rasanya nilai perilaku di rapor hanyalah sebagai niali formalitas saja dengan menantumkan nilai A, B, atau C lain halnya dengan nilai mata pelajaran. Apakah kita pernah mendengar syarat mendapat beasiswa adalah nilai kejujuran atau kerapian? Yang ada hanyalah syarat nilai mata pelajaran. Tentunya dengan system yang seperti ini siswa akan berusaha mati matian untuk mengejar nilai pelajaran dan tidak begitu peduli dengan nilai perilaku mereka. Orientasi pendidikan yang seperti ini sudah menunjukan dampak yang buruk bagi bangsa ini, contohnya para pejabat yang melakukan korupsi, menurut ICW jumlah pejabat yang berpendidikan Strata 1 ke atas yang melakukan tindak korupsi sepanjang tahun 2010 sampai 2013 berjumlah 102 orang  apakah ada di antara para pejabat tersebut pada saat bersekolah dulu yang nilai mata pelajaran atau mata kuliahnya buruk? Pastinya mereka berasal dari kalangan intelektual yang bersekolah di universitas ternama yang tentunya memiliki nilai yang baik tetapi nilai yang baik itu tidak sesuai dengan kelakuan mereka. Ini karena mereka dulunya hanya mengejar nilai dengan berbagai cara tanpa mempedulikan aspek nilai perilaku. Hal inilah yang membuat pejabat yang melakukan korupsi mati matian mencari uang tanpa pernah mempedulikan perilaku. Mengapa hal ini bisa terjadi?

Sudah menjadi kesan umum bahwa kurangnya pendidikan karakter di Indonesia menyebabkan masyarakat kita memiliki mental cari gampang dan instan yang sepertinya sudah menjadi kultur umum di mana mana. Hal ini juag menjadi penyebab terpuruknya dunia pendidikan kita.

Pendidikan karakter yang sangat jarang diterapkan di Indonesia adalah kejujuran. Kejujuran memang pahit, tapi akan indah di akhir. Kejujuran memang datang dari diri sendiri dan untuk diri sendiri pula, tapi tidak ada salahnya mencontohkan kejujuran untuk orang lain dan mendidiknya untuk berperilaku jujur. Betapa indahnya negara ini berkembang dengan kejujuran. Tidak ada korupsi dan semboyan “Bhineka Tunggal Ika” dapat berarti sesuai dengan arti yang sebenarnya. Tidak ada yang salah dengan kondisi bangsa ini karena semenjak bersekolah kita mencontohkan perilaku yang tidak jujur dan dididik untuk tidak jujur. Lihatlah, ilmu yang kita cari tidak bisa mencerdaskan kehidupan bangsa ini. Uang yang kita pakai untuk memperoleh nilai ini tidak dapat mengantarkan bangsa ini menjadi bangsa yang maju. Dan nilai yang kita peroleh tak pernah bisa menggeser negara maju nomor 1 di dunia, tetapi nilai yang kita peroleh telah mengantarkan bangsa ini menjadi negara korupsi peringkat ke 4 di dunia. Walaupun kejujuran tak pernah bisa menggeser negera maju nomor 1 di dunia dan mengantarkan negara ini menjadi negara maju, tetapi setidaknya kejujuran dapat membuat bangsa ini menjadi bangsa yang makmur dan sejahtera.

Sudah menjadi kesan umum bahwa kurangnya pendidikan karakter di Indonesia menyebabkan masyarakat kita memiliki mental cari gampang dan instan yang sepertinya sudah menjadi kultur umum dimana-mana. Hal ini juag menjadi penyebab terpuruknya dunia pendidikan kita.

Hal-hal  seperti inilah yang seharusnya diperbaiki oleh guru, mengapa? Karena seperti yang kita ketahui bahwa pendidikan diberikan oleh guru, mulai dari TK hingga ke jenjang yang lebih tinggi. Disini menjadi tugas guru untuk mengajarkan pendidikan karakter yang merupakan pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan seluruh warga sekolah untuk memberikan keputusan baik-buruk, keteladanan, memelihara apa yang baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Agar nantinya kita tidak hanya berorientasi kepada kuantitas namun kualitas, sehingga dapat menjadikan bangsa Indonesia lebih baik di masa mendatang.

No comments:

Post a Comment